si Huna dari air tawar

Huna atau disebut juga Freshwater Crayfish (di Indonesia disebut Lobster Air Tawar), mempunyai sebaran yang sangat luas hampir di seluruh dunia. Keanekaragaman jenis huna mencakup kurang lebih 500 spesies yang terbagi dalam tiga famili, yaitu Astacidae dan Cambaridae di belahan dunia bagian Utara, serta Parastacidae di belahan dunia bagian Selatan.

Jenis Cherax tersebar hampir di seluruh Australia dan Papua Nugini. Dari jenis Cherax terapat 3 huna komersial, yaitu : yabby (Cherax destructor), redclaw (Cherax quadricarinatus, Von Martens) , dan maroon (Cherax tenuimanus). Di Papua Nugini terdapat jenis-jenis huna yang hidup di aliran-aliran sungai Lembah Baliem, antara lain Huna Biru (Cherax albertisi) , C. lorentzi, C. monticola dan C. Lakembutu.

Klasifikasi Huna
Klasifikasi Huna adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthopoda
Sub phylum : Mandibulata
Classis : Crustacea
Sub classic : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Family : Parastacidae
Genus : Cherax
Species : Cherax quadricarinatus
Cherax albertisi

Morfologi Huna
Huna mempunyai morfologi seperti udang. Badan huna terbagi menjadi 2 bagian yaitu Cephallothorax, dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat sepasang antena dan sepasang antennula yang berfungsi sebagai reseptor, sepasang mata dan rostrum yang terletak pada bagian anterior. Huna juga mempunyai cangkang keras yang mengandung kalsium.

Pakan Huna
Huna merupakan hewan omnivora atau pemakan tumbuhan dan hewan. Pada habitatnya aslinya, huna menyukai cacing, udang-udangan kecil, larva serangga, keong-keong yang kecil, daun tanaman air yang lunak, plankton dan detritus.

Pada huna betina terdapat brood chamber yang berfungsi sebagai ruang penetasan telur, pada bagian kaki renangpun terdapat bulu-bulu kecil halus, yang berfungsi sebagai tempat melekatnya telur oleh karena itu selama masa breeding huna betina tidak banyak melakukan aktivitas. Pada bagian ekor terdapat dua pasang sirip ekor (uropoda) yang berfungsi untuk mengayuh dan telson yang terletak pada bagian tengah dari ekor.

Huna mempunyai ciri perbedaan antara kelamin jantan dan betina, yaitu pada huna jantan terdapat tonjolan pada kaki ke 4, sedangkan pada huna betina terdapat sepasang bulatan pada kaki jalan ke 3 yang merupakan tempat keluarnya telur

Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Pertumbuhan huna mulai dari larva benih sampai tingkat juwana (dewasa) memiliki kesamaan morfologi. Larva huna sudah memiliki karakteristik berupa capit dan karapas yang keras, serta sifat kanibalisme, sehingga pada stadium larvapun huna sudah dapat dibedakan dengan jenis udang air tawar lainnya. Huna mengalami empat fase kehidupan yaitu, telur, pasca larva, juvenil dan juwana (induk). Huna memijah pada malam hari pada saat suasana tenang dan tidak ada gangguan. Kondisi ini sesuai dengan sifat huna yang nocturnal.
Huna memiliki memiliki siklus bertelur 4 kali dalam setahun, sekali bertelur induk betina berukuran 15 cm memiliki fekunditas (potensi jumlah telur) antara 300-500 butir. Pada hari pertama telur diletakkan pada brood chamber, telur berwarna kuning muda, 14 hari kemudian telur berubah warna menjadi kuning sindur sebagai tanda perkembangan embrio, menginjak minggu ketiga telur berubah warna menjadi merah muda, dan akhirnya pada minggu keempat menjadi merah tua sampai kecoklatan. Pada akhir minggu keempat telur mulai menetas menghasikan pasca larva (PL) yang sudah menyerupai huna dewasa.

Pasca larva mengalami ganti kulit beberapa kali, karena harus bertubuh dan berkembang menjadi dewasa sedang di sisi lain kulitnya yang terdiri dari bahan kitin tidak dapat berkembang mengikuti perubahan ukuran tubuh. Proses ganti kulit (moulting) diawali dengan robeknya kulit lama pada bagian punggung ruas pertama abdomen persis di belakang cephallothorax . Tubuh yang dibalut kulit baru yang terus berkembang memperbesar robekan tersebut sehingga cephallothorax lama pecah dan cephallothorax baru keluar , dengan meggunakan kaki jalan yang sudah keluar dari kulit lama dengan bergerak menarik bagian abdomen dari balutan kulit lama

Proses pergantian kulit mengalami kegagalan pada saat pengeluaran cephallothorax baru apabila huna tidak cukup mendapat makanan sebelum proses ganti kulit berlangsung. Kegagalan ganti kulit selalu diikuti dengan kematian. (Di kutip dari berbagai sumber).
By : Gumilar / Volunteer LEMBAR Indonesia.

0 comments:

Post a Comment