Pelatihan pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan untuk penyuluh, staff dinas kehutanan/perikanan/pertanian dan LSM seluruh Indonesia periode 2007 yang dilaksanakan di Denpasar, Bali berjalan lancar sampai akhir kegiatan. Dari hasil pelatihan tersebut secara pribadi banyak hal yang diperoleh baik dari segi pengetahuan maupun pengalaman. Banyak ilmu baru yang didapat khususnya tentang mangrove.
Selama pelatihan kita dibekali berbagai materi dan informasi seputar mangrove mulai dari pengenalan jenis, pemanfaatan, hukum dan perundang-undangan, inventarisasi dan teknik rehabilitasi. Seluruh materi yang diberikan diarahkan sesuai dengan tema pelatihan yaitu pengelolaan hutan mangrove berkelanjutan.
Pelatihan ini diselenggarakan oleh Balai Penge- lolaan Hutan Mangrove (BPHM) wilayah 1 yang bekerjasama dengan Mangrove Information Center (MIC) JICA. Pelatihan ini merupakan program rutin yang diselenggarakan oleh BPHM dalam mendukung program kerja dan misi yang diemban dalam pelestarian hutan mangrove.
Program ini sudah berjalan yang ke empat kalinya dan yang terakhir dilaksanakan yaitu pada tanggal 4-10 Juli 2007 di Denpasar, Bali.
Selain materi teori yang diberikan ada juga materi praktek di lapangan (field trip) dan kunjungan lapang. Pada kesempatan kali ini kita diajak mengunjungi sebuah instansi pemerintah yaitu Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) yang terletak di Lagoon Nusa Dua. Instansi ini mengolah air buangan/limbah rumah tangga, pabrik dan hotel yang nantinya akan disalurkan lagi ke rumah tangga, pabrik dan perhotelan. Kemudian kita di- ajak ke Bali Bird Park yaitu taman burung yang menyajikan berbagai jenis burung-burung langka, ada hal yang menarik dimana setiap pengunjung tidak akan mau ketinggalan momen ini yaitu atraksi burung. Burung-burung ini menurut semua apa yang diperintahkan keepernya.
Ada beberapa hal yang menarik berdasarkan pengamatan pribadi saya bahwa setiap melakukan kunjungan keobjek wisata/nonwisata kita selalu didampingi oleh pemandu (guider) yang melayani kita semaksimal mungkin dan setiap pengemudi (driver) yang membawa kita khusus di servis oleh pihak pengelola objek wisata. Hal ini salah satunya yang membedakan Bali dengan daerah lain karena selain keramahan para penduduknya struktur budayanya menjadi daya tarik tersendiri.
Habitat dengan ciri tersebut dapat ditemukan di daerah-daerah pantai yang dangkal dan landai serta di muara sungai. Jika posisi pantai dan muara sungainya terlindung dari gempuran ombak yang ganas, maka hutan mangrove dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Disamping komunitas tumbuhan mangrove, ekosistem ini juga memiliki keanekaragaman fauna yang cukup tinggi, baik invertebrate maupun vertebrata. Tidak berbeda dengan vegetasinya, fauna mangrove memiliki kemampuan adaptasi tertentu terhadap kondisi lingkungannya.
Berdasarkan pengamatan selama pelatihan bahwa BPHM selalu disibukkan dan tak henti-hentinya menerima para pengunjung dari segala lapisan masyarakat sekadar untuk melihat kawasan hutan mangrove yang cukup menarik dan kondisi yang masih bagus serta terawat dengan baik.
Tanpa kita sadari bahwa ternyata mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan, yaitu sebagai penahan gelombang dan arus laut, tempat berkembangbiaknya berbagai macam hewan laut maupun darat.
Semakin bagus kondisi mangrovenya maka semakin kecil tingkat kerusakan yang ditimbulkan akibat terpaan gelombang air laut. Dengan adanya pelatihan ini membuat kita semakin termotivasi untuk melestarikan sumberdaya alam yang ada untuk generasi penerus kelak.
Selain ilmu yang kita dapat, ikatan ukhuwah semakin erat. Tak terpikirkan sebelumnya saya dapat bertemu teman-teman dari berbagai daerah di Indonesia yang memiliki berbagai keunikan dengan gaya bicara mereka, bahasa, warna kulit dan paras khas daerah masing-masing. Kemajemukan itu membuat kita semakin erat.
Dengan adanya pelatihan ini semua peserta khususnya merasa senang, karena belum tentu semua orang bisa mengalaminya. Apalagi diadakannya di Bali yang terkenal dengan objek wisatanya yang kesohor ke belahan dunia. Itu semua merupakan nilai tambah bagi kita semua. Pelatihan ini berjalan dengan sukses karena dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak.
Banyak jenis-jenis mangrove yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan. Ternyata mangrove memiliki fungsi dan manfaat yang besar, sebagai contoh ada beberapa jenis mangrove dari famili Rhizophora yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan (di daerah Bali dimanfaatkan sebagai campuran nasi). Tempat mencari makan berbagai biota laut maupun darat. Sebagian besar banyak biota laut dan darat memiliki ketergantungan terhadap mangrove. Sebagai penahan dari gelombang air laut dan ombak besar, mencegah pengikisan tanah oleh air laut dan masih banyak yang lain-lainnya.
Pelayanan dan perhatian pihak penyelenggara terhadap para peserta sangat baik, begitu pula sebaliknya. Dibuktikan dengan adanya interaksi, komunikasi yang begitu dekat seolah-olah dirasa sebagai teman lama yang pernah kita kenal. Hal seperti ini memang perlu adanya karena dapat meningkatkan semangat dan ikatan emosional antara individu sehingga semua acara dan kegiatan terlaksana dengan lancar tanpa kurang suatu apapun.
Selain itu pelayanan akomodasi yang disediakan juga cukup memadai. Lokasi yang dekat dengan tempat pelatihan dan pelayanan pihak wisma tempat kita me- nginap yang ramah dan santun.
Dari berbagai materi yang didapat selama pelatihan ada salah satu materi yang cukup menarik perhatian yaitu materi field trip (fraktek lapang) dimana peserta diajak berkeliling disekitar kawasan mangrove (mangrove information center) dikenalkan langsung dengan berbagai jenis mangrove di alam dan mempelajari perbedaan jenis serta habitat dari mangrove. Kemudian dikenalkan dengan fauna penghuni kawasan mangrove.
Selain materi yang diberikan cukup menarik, para pengajarnya juga berkompeten serta kepanitian pihak penyelenggara yang solid dan pengertian. Membuat suasana pelatihan semakin menarik dan mengasyikkan. Sehingga waktu berlalu terasa begitu cepat membuat para peserta semakin asyik menikmati hari-hari terakhir menjelang kepulangan ke daerah masing-masing.
Dari segi pengalaman tentunya banyak pengalaman yang menarik didapat dari hasil pelatihan. Banyak teman dan kenalan baru dari berbagai daerah dengan karakter yang berbeda-beda. Banyak mengenal dan tahu beberapa lokasi pariwisata dan tempat-tempat umum lainnya yang ada di Bali. Dengan begitu secara tidak langsung kita mengetahui adat dan budaya serta kehidupan sosial masyarakat pulau Dewata.
By : Dase Suherman / Staff LEMBAR Indonesia
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment