Si Kupu-kupu Cantik dari Bawah Laut

Snorkeling di Gili Lawang dan Gili Sulat yang lalu akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi kami, karena kami menjumpai banyak biota laut yang unik-unik. Salah satu makhluk yang menarik perhatian kami (terutama saya) adalah ‘Nudicutie Nudibranch’. Menarik, karena ukuran tubuhnya yang mini dengan warna mantel yang cantik. Karena kecantikannyalah yang membuat banyak orang menganalogikan Nudibranch sebagai kupu-kupu bawah laut.
Nudibranch merupakan anggota dari kelas Gastropoda, subkelas Opisthobranchia (siput laut). Nudibranch termasuk Gastropoda yang tidak dilengkapi oleh cangkang untuk menutupi tubuhnya yang lunak, oleh karena itu Nudibranch dikenal sebagai siput telanjang (naked slug). Sekilas Nudibranch terlihat lemah tanpa perlindungan dari cangkang, namun pada kenyataannya, Nudibranch memiliki pertahanan-pertahanan khusus untuk melindungi tubuhnya yang lunak di lautan yang penuh dengan predator. Beberapa dari mereka ada yang mensekresikan asam dari sel epidermal khusus yang terdapat pada mantelnya, sehingga mereka tidak enak untuk dimakan (terutama bagi ikan). Selebihnya ada yang mampu mengeluarkan racun (toxic) yang diperoleh dari sponge yang mereka makan.
Warna tubuh (mantel) Nudibranch yang mencolok dan terang digunakan sebagai penanda bagi predator bahwa mereka berbahaya (beracun) sehingga tidak enak untuk dimakan. Selain itu berfungsi juga untuk bersembunyi dari predator dengan berkamuflase (penyamaran) menyerupai substrat yang mereka tempati. Warna mantel berasal dari apa yang mereka makan, misalnya pada red Nudibranch yang memakan red sponge.
Tidak adanya cangkang pada Nudibranch, menyebabkan mereka lebih bebas untuk bergerak, baik saat merayap di dasaran laut maupun saat berenang. Namun umumnya mereka bergerak lambat.
Phyllidia varicosa cukup familiar, dapat ditemukan di setiap belahan laut di dunia. Namun distribusi terbesarnya ialah di Indo-Pasifik, termasuk Indonesia. Yang menarik dari P. varicosa adalah corak mantelnya yang unik dengan latar belakang berwarna biru dan ornamen bintil-bintil kuning dan hitam disekelilingnya. Selain itu mereka tidak memiliki sepasang insang dorsal yang secara umum terdapat pada jenis Nudibranch yang lain.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Nudibranch akan selalu menarik perhatian para diver saat melakukan diving maupun snorkeling. Bentuknya yang mini nan unik serta corak, warna dan ornamen pada mantelnya yang cantik terlihat seperti hasil kreasi dari pelukis berbakat. They are so colorful… Mungkin Gili Lawang dan Gili Sulat menjanjikan banyak jenis Nudibranch lain yang menunggu untuk dieksplorasi..­.^_^

Pengamatan yang kami lakukan di Gili Lawang dan Gili Sulat berhasil menjumpai salah satu jenis Nudibranch dari family Phyllidiidae yaitu Phyllidia varicosa.

Anggota dari family ini dapat dikenali berdasarkan mantelnya yang berbintil-bintil dan absennya insang dorsal. Semua Phyllidiidae adalah hermaprodit, yang berarti pada satu individu terdapat dua organ reproduksi, yaitu jantan dan betina.
Phyllidia varicosa cukup familiar, dapat ditemukan di setiap belahan laut di dunia. Namun distribusi terbesarnya ialah di Indo-Pasifik, termasuk Indonesia.
Yang menarik dari P. varicosa adalah corak mantelnya yang unik dengan latar belakang berwarna biru dan ornamen bintil-bintil kuning dan hitam disekelilingnya. Selain itu mereka tidak memiliki sepasang insang dorsal yang secara umum terdapat pada jenis Nudibranch yang lain.

Tidak dapat dipungkiri bahwa Nudibranch akan selalu menarik perhatian para diver saat melakukan diving maupun snorkeling. Bentuknya yang mini nan unik serta corak, warna dan ornamen pada mantelnya yang cantik terlihat seperti hasil kreasi dari pelukis berbakat. They are so colorful…

Mungkin Gili Lawang dan Gili Sulat menjanjikan banyak jenis Nudibranch lain yang menunggu untuk dieksplorasi.

By Acidz / Scholarship NEF
(Sumber : Nudibranchs and Sea Snails : Indopasific Field Guide).

0 comments:

Post a Comment